Test Ride Yamaha Byson yang sudah dibuka tabirnya patut dicoba. Rabu (19/8), di sirkuit gokart Sentul, PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) memberi kesempatan beberapa jurnalis untuk mengintimi produk baru yang sebentar lagi berjibaku di segmen sepeda motor sports itu.
Jika dipandangi satu-persatu, Yamaha Byson memang sedikit kelihatan besar. Sepintas, mirip Yamaha FZ6. Desain tangki dan head lamp revolusioner. Speedometer Byson sudah menggunakan digital LCD.
Yamaha Byson menggunakan velg lebar dan ban tubeless ukuran 100/80-17 di depan dan 120/70-17 di belakang. Desain knalpot Byson dibuat layaknya moge (sepeda motor gede), besar dan terdapat catalytic converter di dalamnya untuk mengurangi emisi gas buang.
Digeber pertama kali, terdengar sayup suara seperti siulan yang keluar dari mesin. Suara ini ternyata berasal dari dari engine balancer untuk sensasi mengendarai sebuah sepeda motor besar. Mesin 4-tak SOHC Byson cukup menghentak, dengan gear ratio yang pendek. Tapi perpindahan giginya tidak cukup halus, dan harus belajar dari V-ixion.
Dengan setang sedikit lebih panjang, Yamaha Byson lebih disarankan untuk touring jarak jauh. Setang panjang membuat posisi kemudi dan posisi duduk sangat nyaman, namun membuatnya tak lincah bermanuver karena cukup berat dibelokkan.
Ups, tenang, dua ban lebarnya yang menyumbang kestabilan. Untuk ‘rebahan’ Yamaha Byson tetap enak ‘digenjot’. Suspensinya tetap mantap meredam getaran. Suspensi monoshock ini juga membantu kestabilan Byson saat menikung tajam.
Tidak adanya rem cakram di belakang, sebenarnya juga menimbulkan tanya. Namun performa rem tromol di belakang sudah cukup menopang kestabilan dan keselamatan. Tentu saja, didukung pengereman menggigit dari disc brake depan.
Secara keseluruhan Yamaha Byson memang mempunyai beberapa keunggulan. Selain desainnya yang revolusioner mirip moge, posisi duduk menjadi nilai lebih. Dengan kisaran harga Yamaha Byson yang diprediksi Rp 19-20 juta, Byson cukup punya tanduk untuk bertarung dengan banteng milik Honda New MegaPro
Lihat Spesifikasi Yamaha Bison
Jika dipandangi satu-persatu, Yamaha Byson memang sedikit kelihatan besar. Sepintas, mirip Yamaha FZ6. Desain tangki dan head lamp revolusioner. Speedometer Byson sudah menggunakan digital LCD.
Yamaha Byson menggunakan velg lebar dan ban tubeless ukuran 100/80-17 di depan dan 120/70-17 di belakang. Desain knalpot Byson dibuat layaknya moge (sepeda motor gede), besar dan terdapat catalytic converter di dalamnya untuk mengurangi emisi gas buang.
Digeber pertama kali, terdengar sayup suara seperti siulan yang keluar dari mesin. Suara ini ternyata berasal dari dari engine balancer untuk sensasi mengendarai sebuah sepeda motor besar. Mesin 4-tak SOHC Byson cukup menghentak, dengan gear ratio yang pendek. Tapi perpindahan giginya tidak cukup halus, dan harus belajar dari V-ixion.
Dengan setang sedikit lebih panjang, Yamaha Byson lebih disarankan untuk touring jarak jauh. Setang panjang membuat posisi kemudi dan posisi duduk sangat nyaman, namun membuatnya tak lincah bermanuver karena cukup berat dibelokkan.
Ups, tenang, dua ban lebarnya yang menyumbang kestabilan. Untuk ‘rebahan’ Yamaha Byson tetap enak ‘digenjot’. Suspensinya tetap mantap meredam getaran. Suspensi monoshock ini juga membantu kestabilan Byson saat menikung tajam.
Tidak adanya rem cakram di belakang, sebenarnya juga menimbulkan tanya. Namun performa rem tromol di belakang sudah cukup menopang kestabilan dan keselamatan. Tentu saja, didukung pengereman menggigit dari disc brake depan.
Secara keseluruhan Yamaha Byson memang mempunyai beberapa keunggulan. Selain desainnya yang revolusioner mirip moge, posisi duduk menjadi nilai lebih. Dengan kisaran harga Yamaha Byson yang diprediksi Rp 19-20 juta, Byson cukup punya tanduk untuk bertarung dengan banteng milik Honda New MegaPro
Lihat Spesifikasi Yamaha Bison