Contohnya pada Yamaha Mio bergaya American Style ini. Kalau selama ini peserta contezt yang memilih kelas low rider hanya sibuk memanjangkan motor, maka mereka lebih dari itu.

“Kalau di mobil gaya hot rod atau low rider itu kan punya laki-laki yang nakal dalam tanda kutip. Makanya coba terapin juga di Mio ini. Beda dengan yang lainnya,” bangga Ardi. Karena maksud tadi, maka skubek ini diberi nama Naughty Bike alias motor nakal.

“Nakal di sini bukan berarti jahat, tapi sekadar break the rule tapi tetap ada nilai estetikanya,” lanjut Ardi. Sebenarnya doi cukup pusing mewujudkan motor yang tampil tidak umum tapi enak dipandang.

Beberapa hal kemudian disebutnya sebagai perwujudan selera lelaki tadi. “Misalnya setang tinggi dan jok untuk sendiri plus sandaran,” lanjut pria kurus ini. Tampilan seperti ini memang mulai menunjukkan gaya semau gue dan masih belum lazim di kalangan modifikator saat ini. Khas laki-laki.

Oh ya, karena posisi duduk ketinggian setang tadi, maka Ardi sudah menghitung cara duduk yang senyaman mungkin. “Untuk itu harus dibuatkan footstep supaya kaki bisa di posisi nyaman,” tambah pemilik rambut lurus ini.

“Ditambah lagi kuring (gue-red) nggak pakai sein kaca spionnya cuma satu. Itu sengaja kok biar semakin nakal,” kekehnya. Bentuk bodi dari fiber kemudian dilapisi cat oranye dof untuk memperkuatkan aura jantan tadi.

“Kuring ogah motor mengilap dengan cat warna-warni, kalau cat seperti itu susah mendapatkan aura laki-laki nakalnya,” lanjutnya dengan logat Sunda kental. Selain itu warna dof saat ini juga sedang jadi virus alias tren.

Ardi sadar gaya modifikasi seperti ini merupakan adaptasi dari yang dilakukan kaum mobilis. Karenanya ciri yang nempel di mobil juga dipasang. “Adaptasi pemasangan duck tail di bagian buntut, khas anak mobil,” terang pemilik workshop di Jl. Buah Batu, No. 32, Bandung ini.

Dengan tampilan seperti ini Ardi dan timnya membuka mata penggemar gaya low rider atau hot rod. Bahwa masih banyak hal yang bisa digali dari style yang berkembang di negeri Paman Sam sana.